Sunday, July 8, 2007

Aneka Obat Tradisioanal untuk Bayi

ANEKA OBAT TRADISIONAL UNTUK ANAK

Berikut sejumlah obat dan bumbu dapur yang biasa digunakan sekaligus
kegunaannya :

Bawang Merah
Untuk menurunkan demam, parut bawang merah secukupnya, balurkan di tubuh
bayi/anak.Untuk borok, 3 siung bawang merah dan 2 jari rimpang kunyit
dicuci,diparut, lalu dicampur dengan 2 sendok minyak kelapa baru.
Hangatkan diatas api kecil sambil diaduk.Setelah dingin, oleskan pada bagian
tubuh yang sakit sebanyak 2 kali sehari.Untuk masuk angin, 8 siung bawang
merah, dicuci, tumbuk halus, campurdengan air kapur sirih secukupnya.
Balurkan di punggung, leher, perut dan kaki.

Jahe
Untuk menghilangkan masuk angin, perut kembung dan kolik pada anak.Caranya,
1/4 sendok teh bubuk jahe kering dilarutkan dalam 1/2 cangkir air panas.
Berikan 1-2 kali per hari sesuai umurnya.

Kunyit (kunir)
Untuk diare, 1/2 jari kunyit dan 3 lembar daun jambu biji muda segar
dihaluskan, campur dengan 1/2 cangkir air, lalu diperas. Setelah disaring,
diminumkan pada anak . Untuk kulit berjamur atau becak putih jamur/ruam
popok karena pemakaian diapers, parut kunyit lalu oleskan.

Daun jambu Biji (jambu klutuk, jambu batu)
Untuk diare, 3 lembar daun jambu biji muda dan segar dicuci bersih, tumbuk
halus, beri 1/2 cangkir air matang hangat, diperas dan diambil airnya.Beri
garam secukupnya sebelum diminumkan pada anak.Air perasan diberikan pada
anak sekehendaknya.

Belimbing wuluh (belimbing asam, belimbing buluk)
Biasanya digunakan untuk obat batuk anak. Caranya, kukus (dalam panci kecil
tertutup selama beberapa jam) satu genggam (sekitar 11-12 gram) bunga
belimbing wuluh segar, 5 butiradas, 1 sendok makan gula batu dan 1/2 gelas
air. Saring dan minumkan 2-3 kali per hari dengan dosis sesuai usia anak.

Mengkudu (pace)
Untuk meringankan perut kembung pada bayi. Caranya, panaskan daun mengkudu
diatas api beberapasaat, lalu olesi minyak kelapa segar / yang baru.
Tempelkan pada perut anak sewaktu hangat. Bisa diulang beberapa kali.

Kemiri
Berkhasiat menyuburkan rambut bayi. Caranya, minyak kemiri dioleskan pada
kepala bayi/anak sambil dipijat perlahan setiap malam. Pagi hari rambut
disampo dan dibilas dengan air hangat hingga bersih. Minyak kemiri ini
lebih baik yang sudah jadi.

Air Kelapa Muda
Dapat digunakan untuk obat muntaber karena air kelapa muda banyak mengandung
mineral kalium, yang banyak keluar ketika anak muntaber. Dosisnya tak ada
takarannya, sekendak anak.

Brotowali (Putrawali, andawali)
Untuk pemakaian luar bermanfaat menyembuhkan luka-luka dan gatal-gatal
akibat kudis (scabies). Caranya, 2-3 jari batang brotowali dipotong
kecil-kecil, rebus dengan 6 gelas air. Setelah mendidih, biarkan selama 1/2
jam. Saring air dan gunakan untuk mengobati luka serta gatal-gatal.

Jeruk Nipis
Untuk mencairkan dahak dan obat batuk anak. Caranya, campur 1 sdm air
perasan jeruk nipis, 3 sdm madu murni, 5 sdm air matang, lalu ditim selama
30 menit. Takaran minum bayi antara usia 6-1 tahun : 2 kali 1/2 sdt ; anak
1-3 tahun : 2 kali 1 sdt; anak 4-5 tahun : 2 kali 1 1/2 sdt. Cara lain,
potong 1 buah jeruk nipis, peras airnya, taruh dalam gelas /cangkir.
Tambahkan kecap manis, aduk. Takaran minum untuk anak, 3 kali 1 sdt per
hari.

Kentang
Untuk obat bisul. Caranya, parut kentang dan peras. Oleskan sari air dan
parutan kendtang segar dioleskan pada bisul 3-4 kali per hari Bisa pula
untuk ruam kulit yang disebabkan biang keringat atau keringat buntet
(miliaria), karena sifat kentang yang mendinginkan.

Banglai (bangle, panglai, manglai, pandhiyang)
Untuk menenangkan bayi dan anak yang sering rewel pada malam hari,balurkan
parutan banglai segal di kening dan badan anak.

Minyak zaitun
Untuk mengobati kerak kepala atau ketombe pada bayi (craddle crap),sebanyak
1-2 kali per hari dioleskan pada kulit kepala.

Lidah buaya
Untuk mengobati luka bakar pada bayi dan anak. Caranya dengan mengoleskan
daging daun lidah buaya pada seluruh permukaan kulit yang menderita luka
bakar.

Daun pepaya.
Berkhasiat meningkatkan nafsu makan, menyembuhkan penyakit malaria,
panas,beri-beri dan kejang perut. Caranya, daun pepaya muda ditumbuk,
diperas, saring, lalu minum airnya.

Temulawak (koneng gede)
Untuk menambah nafsu makan. Caranya, 150 gram temulawan 50 gram kunyit segar
dikupas, iris tipis,rendam dalam 500 cc madu kapuk dalam toples tertutup
selama 2 minggu.Setelah 2 minggu ramuan siap untuk digunakan.Aturan minum 1
sendok makan madu temulawak dilarutkan dalam 1/2 cangkir air hangat, diminum
pagi dan sore.

Kencur
Untuk meringankan batuk pada anak. Caranya, 5 gram kencur segar dicuci
bersih, parut, lalu tambahkan 2 sdm air putih matang dan diaduk. Setelah
disaring, tambahkan 1 sdm madu murni. Berikan 2-3 kali sehari.

Adas (fennel)
Teh adas dapat dipakai untuk meringankan bayi yang menderita kolik atau yang
kesakitan akibat erupsi (keluarnya) gigi. Untuk obat masuk angin dan kolik,
caranya 1sdt teh adas dilarutkan dengan 1 cangkir air mendidih, aduk
hingga larut. Setelah agak dingin, larutan dapat diminumkan pada bayi/anak
dengan takaran sesuai umurnya.

Thursday, June 28, 2007

Sejuta Manfaat Yoga untuk Bayi

Tak ada yang meragukan kalau yoga itu sarat manfaat. Benarkah bayi juga boleh beryoga?

Yoga memang bisa dilakukan oleh siapapun, termasuk bayi. Dan, the best part adalah ia bisa beryoga bersama Anda, orang tuanya. Jadi, Anda berdua akan sehat, bugar, plus super senang. Luar biasa, bukan?

Bukan hanya bebas kolik!

Akibat organ pencernaan yang baru berfungsi, bayi perlu melakukan berbagai penyesuaian. Tidak heran, kalau berbagai masalah seringkali mendera. Yang paling sering adalah, terperangkapnya udara di dalam rongga perut alias kolik. Tak jarang, Anda jadi putus asa karena si kecil rewel plus menangis terus. Melalui yoga, masalah ini ternyata mudah dihalau.

Pada dasarnya, yoga memang merupakan olah tubuh yang banyak melibatkan anggota badan. Itu sebabnya, banyak organ tubuh yang ikut-ikutan memetik manfaat. Misalnya, meningkatkan fungsi dan kerja sistem pencernaan, sehingga si kecil akan terhindar dari kembung, kolik atau sembelit.

Bukan cuma itu. Masih ada seabrek manfaat lain dengan beryoga, yakni:

Melancarkan peredaran darah.

Membantu perkembangan otot-otot tubuh bayi, sehingga jadi kuat dan lentur.

Membantu perkembangan saraf serta koordinasi gerak bayi.

Meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sehingga ia tidak mudah sakit.

Membantu menyiapkan tubuh bayi agar mampu menguasai berbagai keterampilan. Mulai dari berguling, merangkak, duduk, hingga berdiri dan juga berlari.

Merilekskan tubuh bayi, sehingga ia gampang tidur dan tidak rewel.

Lebih mendekatkan lagi hubungan Anda berdua.

Membantu pembentukan kepribadian bayi. Nggak hanya sehat saja, akan tetapi juga percaya diri dan bahagia.

Perlu persiapan

Biar “acara” beryoga berjalan lancar, sebaiknya Anda mempersiapkan segala sesuatunya secara masak-masak. Bukan apa-apa. Jangan sampai si kecil tiba-tiba menangis gara-gara menunggu terlalu lama atau sebab lainnya.

Salah satu persiapan yang cukup penting adalah membuat suasana ruangan jadi senyaman mungkin. Berikut beberapa kiatnya:

Bersihkan ruangan dari debu.

Perhatikan sirkulasi udara ruangan. Aturlah hingga sejuk, tidak pengap dan tidak lembap.

Perhatikan juga sinar atau cahaya yang terlalu kuat menerangi ruangan. Akibatnya, tempat beryoga jadi panas dan pandangan pun agak silau.

Idealnya, ruangan beryoga benar-benar tenang dan bebas dari suara berisik dari luar. Bagaimanapun, si kecil perlu berkonsentrasi agar gerakannya tepat.

Iringi olah tubuh dengan musik yang lembut dan pas untuk anak-anak.

Pakailah alas atau matras yang bersih dan lembut, tetapi tidak berbulu.

Selain ruangan, pakaian juga perlu mendapat perhatian. Caranya?

Pilih pakaian yang membuat si kecil bisa bergerak dengan leluasa.

Sebaiknya, pakaiannya terbuat dari bahan yang lembut dan tidak panas.

Hindari pakaian dengan banyak kancing (akan sakit bila tertindih badannya) atau pita-pita yang menjuntai (bisa mengenai mata atau masuk dalam mulutnya).

Jangan abaikan peran pelatih

Dalam beryoga, faktor pelatih sangat penting. Pelatih yang andal dapat melatih setiap gerakan dengan sempurna dan juga memberi penjelasan seputar falsafah yoga secara utuh. Dengan begitu, gerakan yang dilakukan tidak akan salah dan malah menyebabkan cedera.

Khusus yoga bagi si kecil, ada kriteria penting yang tak boleh diabaikan. Pelatih harus mengerti betul proses tumbuh kembang anak. Bukankah bayi belum bisa memahami berbagai instruksi yang akan diberikan? Itu sebabnya, gerakan untuk bayi yang baru bisa tengkurap pasti berbeda dari bayi yang sudah merangkak. Apalagi, kalau si kecil sudah bisa berdiri! Yang pasti gerakan yang dilakukan biasanya menyenangkan bayi Anda.

Meski begitu, ini bukan berarti Anda dan pasangan tidak bisa beryoga bersama bayi di rumah. Kuncinya adalah, Anda berdua sudah memahami betul tujuan dari setiap gerakan dan cara melakukannya dengan benar. Ada baiknya Anda tetap melakukan yoga bersama bayi-bayi lain di bawah bimbingan pelatih setiap minggunya. Selain pelatih bisa memantau perkembangannya, si kecil jadi pintar “bergaul” dengan teman-temannya.

Nia L.T.

Konsultasi ahli: Amalia Wirjono, Kasia – Rumah Yoga

Ini Siasat Jitu!

Sediakan waktu khusus untuk beryoga sama-sama. Dengan begitu, perhatian Anda bisa benar-benar tercurah pada olah tubuh ini, serta bebas dari masalah atau urusan lain.

Tunda beryoga bila bayi Anda terlihat sedang tidak mood. Entah karena lelah atau mengantuk. Apalagi, kalau ia sedang demam atau sakit. Bisa-bisa, beryoga “dimeriahkan” dengan tangisan dan sengal napasnya.

Hindari beryoga saat bayi lapar, baik menjelang waktu makan atau sesaat setelah makan.

Jenis-jenis Yoga Untuk Bayi

Apana

Baringkan bayi di matras lembut. Wajahnya menghadap Anda.

Pegang kedua paha si kecil. Ibu jari Anda di bawah paha, sementara jari lain di atas pahanya.

Secara perlahan-lahan, bawa kedua paha bayi ke dadanya. Tahan sekitar 5 detik, lalu kembali ke posisi semula.

Lakukan gerakan sebanyak 5-10 kali.

Manfaat: Membantu menghilangkan gas di perut dan menghindari sembelit.

Cat : Gerakan bisa dilakukan sejak si kecil berusia 1 bulan.

Headstand

Selonjorkan kedua kaki Anda.

Baringkan si kecil di atas kaki. Letakkan kepalanya di atas pergelangan kaki Anda.

Pegang erat pinggul dan paha bayi.

Perlahan-lahan tekuk lutut Anda hingga membentuk sudut 45 derajat. Lakukan sambil terus memegang erat pinggul depan dan pahanya. Tahan posisi ini selama 5 detik, dan turunkan lutut lagi. Biarkan bayi Anda beristirahat sejenak di atas kaki Anda.

Lakukan gerakan ini sampai sekitar 5 kali.

Manfaat: Mengalirkan oksigen ke otak dan membuat sistem saraf bekerja optimal.

Cat: Ini bisa dilakukan begitu bayi belajar duduk.

Butterfly

Duduklah dengan kedua lutut tertekuk ke arah luar, sementara kedua telapak kaki bertemu (membentuk segitiga).

Dudukkan si kecil di tengah-tengah segitiga. Usahakan agar punggungnya tetap menempel pada tubuh Anda.

Tekuk kedua kaki bayi sehingga membentuk segitiga juga.

Secara perlahan, tekan-tekan lutut bayi sambil meniru gerakan kepak sayap kupu-kupu.

Lakukan gerakan sebanyak 5-10 kali.

Manfaat:

- Menguatkan otot-otot tungkai.

- Menguatkan punggung.

- Membantu bayi menguasai keterampilan duduk dengan oke.

Cat: Dilakukan begitu bayi bisa duduk.

Toes to the Nose

Duduklah dengan kedua kaki bersila.

Dudukkan bayi di tengah silangan kaki Anda (punggung bayi menempel pada tubuh Anda).

Satu tangan Anda menjaga tubuh bayi, sedangkan tangan lain memegang salah satu kaki bayi dan membawanya ke hidung si kecil.

Gerakan dilakukan kira-kira 5 kali untuk masing-masing kaki.

Manfaat: Otot-otot tungkai jadi lentur.

Cat: Bila belum bisa duduk, si kecil boleh melakukannya sambil berbaring.

One Foot, Two Foot Lotus

Dudukkan bayi di depan Anda (punggung bayi menempel pada tubuh).

Tangan kanan Anda memegang lutut kanan bayi, sementara tangan kiri memegang pergelangan kaki kanannya.

Perlahan-lahan, tekuk kaki kanan bayi dan letakkan pergelangan kakinya di atas paha kirinya (posisi “setengah lotus”). Tahan posisi ini selama 5 detik, lalu secara perlahan kembali ke posisi semula.

Ulangi gerakan sebanyak 5 kali untuk masing-masing kaki.

Bila bayi Anda sudah mahir, coba langsung lakukan pada kedua kakinya. Dengan begitu, kaki bayi yang satu akan berada di atas kaki yang lain, membentuk posisi “lotus” sempurna.

Manfaat: Menguatkan otot-otot tungkai.

Cat: Bisa juga dilakukan sambil berbaring.

Tree Pose

Berdirikan bayi di depan tubuh Anda.

Sangga tubuh bayi dengan cara merangkul dada serta pinggangnya dengan tangan kiri Anda.

Tangan kanan Anda memegang tungkai kaki kanan bayi dan perlahan-lahan tekuk lututnya. Dengan begitu, telapak kaki kanan menempel pada samping lutut kaki kiri. Tahan posisi ini selama 5 detik, dan segera kembali ke posisi semula.

Lakukan gerakan ini masing-masing kaki 5 kali.

Manfaat:

- Melatih keseimbangan tubuh.

- Menguatkan otot tungkai.

Cat: Boleh dilakukan oleh bayi yang sedang belajar berdiri.

Divine Drops

Berdirilah dengan tegak. Kedua kaki terbuka selebar bahu dan ujung jari kaki menghadap ke luar.

Pegang tubuh bayi dengan punggung menempel di tubuh Anda. Tangan kanan merangkul dada bayi, sedang tangan kiri menyangga paha bawahnya.

Tekuk lutut Anda secara perlahan, dan jaga agar punggung tetap tegak.

Ayunkan tubuh Anda, serta biarkan tubuh bayi ikut terayun dari atas ke bawah.

Ulangi gerakan sampai 10 kali.

Manfaat: Menenangkan dan menyenangkan bayi.

Cat: Bisa dilakukan sejak bayi berusia 3 bulan (lehernya sudah tegak).

Womb Wings

Berdiri tegak dengan kedua kaki terbuka selebar bahu.

Pegang tubuh bayi dengan punggung menempel di tubuh Anda. Tangan kanan Anda merangkul dada bayi, sementara tangan kiri menyangga paha bawah bayi.

Bungkukkan tubuh Anda. Jaga agar punggung tetap lurus ya.

Ayunkan tubuh bayi ke arah depan dan belakang.

Gerakan ini bisa dilakukan hingga 10 kali.

Manfaat: Menenangkan plus menyenangkan si kecil.

Cat: Dilakukan setelah ia berusia 3 bulan.

Super Baby

Berbaringlah di matras. Tekuk kedua lutut Anda, sehingga membentuk sudut 90 derajat dengan perut Anda.

Sangga tubuh bayi dengan memegang erat-erat bagian ketiak dan samping tubuhnya.

Letakkan si kecil di atas kedua tungkai kaki Anda (perutnya menempel pada tungkai). Dengan begitu, bayi bisa memandang Anda dari atas.

Ayun-ayunkan tubuh serta tungkai kaki Anda, sehingga tubuh bayi juga ikut terayun. Mirip-mirip gerakan burung yang sedang terbang lah.

Manfaat: Menenangkan dan juga menyenangkan bayi Anda.

Cat: Boleh dilakukan sejak si kecil usia 3 bulan.

ayla tumbuh gigi!!!

Agak telat siy, karena umurnya dah hampir 9 bulan awal bulan depan...but i never worried about that coz I know it's juz a matter of time! And....yesterday was the time!!Ya, ayla numbuh satu gigi di bawah kemaren, masih kecil siy nongolnya...but there will be one more soon karena udah berasa kasar2 di gusinya....Hehehehe,cuuute!!

Monday, June 4, 2007

Tak Usah Cemaskan Posisi Tidur Bayi

Bayi baru lahir cuma bisa tidur telentang. Setelah usia 3 bulan, bayi bisa memilih sendiri posisi tidur yang nyaman baginya. Sampai-sampai, ada bayi yang tidurnya lasak.

Kala si kecil baru lahir, sering kita dinasehati untuk mengubah-ubah posisi tidurnya, terutama agar kepalanya enggak peyang lantaran tidur telentang terus-menerus. Bahkan, ada yang menyarankan supaya bantalnya diisi beras karena beras itu akan mengikuti bentuk kepala bayi.

Memang, aku dr. Eric Gultom, SpA dari bagian perinatologi RSUPN Cipto Mangunkusumo, bisa saja terjadi kepala peyang jika bayi tidur dengan satu posisi saja. "Kepala bayi baru lahir, kan, belum menyatu tulang-tulangnya, jaringan-jaringannya belum tumbuh, masih longgar, dan banyak air. Hingga, bila ada tekanan pada satu sisi yang signifikan dan terus-menerus, menyebabkan kepalanya jadi peyang," terangnya. Tapi begitu tekanan pada satu sisi ini hilang, peyangnya juga hilang karena tengkoraknya masih berkembang dan tumbuh. "Jadi masih banyak pertumbuhan yang akan terjadi seperti daging, kulit, otak, dan tulang kepalanya, hingga peyangnya bisa hilang dan kepala jadi bagus kembali."

Lain hal jika ada faktor keturunan, misal, si bapak punya kepala bagian belakang yang datar (enggak bulat). "Nah, kebetulan anaknya membawa gen dari orang tuanya, hingga ia pun bisa jadi peyang kepalanya." Namun begitu, kepala peyang tak perlu dikhawatirkan karena tak akan membuat bayi jadi sakit. Jika selama ini kepala peyang kerap dipersoalkan, semata cuma lantaran estetika saja. Jikapun si kecil punya kepala peyang, toh, tetap tak mengurangi kegantengan atau kecantikannya. Iya, kan, Bu-Pak?

TIDUR TENGKURAP

Sebenarnya, tutur Eric, posisi tidur bayi bisa bermacam-macam. Tentu pada bayi baru lahir sampai usia 3 bulan, posisinya cuma telentang karena memang kemampuan motoriknya baru sampai di situ. Nah, kita bisa membantu mengubah posisinya dengan dimiringkan ke kanan atau kiri maupun ditengkurapkan. Namun, posisi yang disebut terakhir, hingga kini masih kerap diperdebatkan.

"Di negara Barat, tidur tengkurap dikaitkan dengan SIDS, yaitu Sudden Infant Death Syndrome atau sindrom kematian mendadak pada bayi. Secara statistik atau epidemiologi penelitian, SIDS banyak terjadi pada bayi yang tidur tengkurap," terang Eric. Apa penyebabnya tak diketahui, tapi kemungkinan lebih sering terjadi karena sofokasi, yaitu tersedak atau tercekik saluran napasnya hingga napasnya berhenti.

Toh, kita tak perlu khawatir karena kasus SIDS jarang ditemui di Indonesia. Selain itu, tidur tengkurap justru lebih baik karena banyak manfaatnya. "Ada literatur yang menyatakan, dengan tidur tengkurap, bayi jadi lebih nyaman, bisa tidur nyenyak, tangisnya berkurang, gerak pernapasan dan perkembangan motoriknya juga lebih baik."

Jadi, dari hasil penelitian ada yang mendukung namun ada juga yang tidak. Nah, kita mengambil jalan tengah saja; boleh tidur tengkurap asalkan tetap diawasi karena alasan sofokasi tadi yang bisa saja terjadi. Selain, harus diperhatikan pula apakah si bayi bermasalah atau tidak semisal lahir prematur.

MENCEGAH GUMOH

Kebanyakan bayi yang lahir sakit dalam arti dirawat di RS karena lahir prematur, minumnya pakai selang atau masih pakai bantuan mesin pernapasan, tidurnya diposisikan tengkurap atau miring ke kanan. Ini dikaitkan dengan waktu pengosongan lambung jadi lebih mudah. "Pintu lambung itu, kan, ada di sebelah kanan. Jadi, kalau dimiringkan ke kanan, minuman yang diminumnya masuk ke usus-usus hingga pintu pengosongannya lebih cepat," jelas Eric. Selain, posisi kepala yang agak lebih tinggi juga membantu dalam hal gravitasinya.

Itulah mengapa, kala bayi hendak dibawa pulang, pihak RS kerap menganjurkan agar bayi sering ditidurkan dalam posisi miring. Begitupun tidur tengkurap, "minuman yang masuk akan langsung masuk ke lambung, hingga bisa mencegah terjadi gumoh lebih banyak." Namun posisi-posisi ini lebih dianjurkan pada bayi yang menyusui dan umumnya usia di bawah sebulan. Soalnya, kalau sudah makan makanan padat seperti di usia 5 bulan ke atas, "posisi tak berpengaruh terhadap pengosongan lambung, karena di usia tersebut sudah jarang gumoh."

TIDUR LASAK

Setelah usia 3 bulan, tidurnya tak lagi cuma telentang karena kini ia sudah banyak bergerak dan bisa berguling. Ia akan mencari posisi yang dirasanya enak semisal tengkurap. Tidurnya pun bisa berpindah-pindah alias lasak. Umumnya mengikuti pergerakan atau insting bayi di dalam rahim. "Nggak masalah, kok, selama hal itu tak menyebabkannya sakit. Malah boleh dibilang, perkembangan motoriknya bagus," tutur Eric. Tapi, apakah tidur lasak ini akan berlanjut atau tidak sampai besar, tak bisa dipastikan karena tak ada dasar ilmiahnya.

Perlu diketahui, bayi punya refleks dan insting sendiri untuk mencari posisi tidur yang paling enak, nyaman, dan tak membahayakan dirinya. Jadi, tak ada yang perlu dikhawatirkan dengan posisi tidur si kecil, ya, Bu-Pak. Sekalipun saat terbangun dari tidur, ia sudah berada di posisi yang berbeda dengan saat ia mulai tidur. Yang penting diperhatikan, pagar pengaman sekeliling tempat tidur si kecil harus cukup kuat. Hingga, selasak apapun si kecil tak akan membuatnya terjatuh dari tempat tidur lantaran pagar pengamannya kuat. Tentu tempat tidurnya juga jangan terlalu tinggi, ya.

POSISI TIDUR TAK NORMAL

Bahwa ada posisi tidur yang membedakan antara bayi sehat atau tidak, memang benar. Perbedaan ini dilihat dari letak tangan, kaki, dan kepala. Dari situ dokter bisa mengetahui kelainan yang terjadi pada si bayi. Sayang, posisi tidur yang tak normal ini hanya "milik dokter", sebagaimana dikatakan Eric, "posisi-posisi tidur bayi yang sakit ini tak perlu diketahui khalayak umum karena lebih untuk kepentingan klinik, bukan perawatan di rumah."

Lagi pula, kejadiannya hanya ada di RS, jadi sebelum si bayi dibawa pulang. Bukankah kalau bayi sudah boleh dibawa pulang berarti ia sudah dinyatakan sehat oleh dokter? Jadi, posisi tidurnya pun sudah normal. "Hampir tak pernah ada bayi sehat yang dibawa pulang lalu datang kembali ke rumah sakit dengan keluhan posisi tidurnya, tapi lebih pada keluhan karena tiba-tiba ada sesuatu yang menyebabkan si bayi masuk rumah sakit seperti malas minum, suhu meningkat, muntah, mencret, dan sebagainya," tutur Eric.

Bonding Ayah dengan Bayi

Bonding merupakan keterikatan yang intens yang terbangun antara orang tua dan bayinya, demikian menurut definisi American Academy of Family Physicians (AAFP).
Meski bayi dan ibunya biasanya merasakan keterikatan dalam waktu cepat, namun prosesnya butuh waktu lebih lama bagi seorang ayah. Apa saja yang dapat dilakukan ayah untuk lebih mendekatkan diri dengan bayinya? Berikut beberapa saran :
  1. Berpartisipasi pada saat kelahiran dengan mendampingi sang istri di ruang bersalin
  2. Sentuhlah bayi Anda
  3. Ciptakan kontak mata dengannya
  4. Berkomunikasilah dengan bayi
  5. Suapilah dia dan ganti popoknya jika bayi buang air kecil atau buang air besar
  6. Selalu ikuti perkembangan bayi
  7. Biarkan bayi menyentuh Anda sebagai ayahnya
  8. Gunakan gendongan di depan sambil Anda melakukan rutinitas kerja. Sesekali ayah perlu melakukan hal ini saat harus bergantian dengan istri mengasuh bayi.

Menciptakan Generasi Sehat Sejak dari Kandungan

Ternyata bakat anak menjadi bodoh, nakal, atau pemberang justru terletak dari bagaimana orang tua memberikan awal kehidupan si anak, alias sejak dari kandungan. Bukan hal aneh bahwa seorang anak dapat dididik dan dirangsang kecerdasannya sejak masih dalam kandungan. Malah, sejak masih janin, orang tua dapat melihat perkembangan kecerdasan anaknya. Untuk bisa seperti itu, orang tua harus memperhatikan beberapa aspek, antara lain terpenuhinya kebutuhan biomedis, kasih sayang, dan stimulasi, demikian menurut dr. Sudjatmiko, MD SpA, seorang dokter spesialis anak.

Bicara tentang kecerdasan, tentu saja tidak bisa lepas dari masalah kualitas otak, sedangkan kualitas otak itu dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Secara prinsip, menurut Sudjatmiko, perkembangan positif kecerdasan sejak dalam kandungan itu bisa terjadi dengan memperhatikan banyak hal. Pertama, kebutuhan-kebutuhan biologis (fisik) berupa nutrisi bagi ibu hamil harus benar-benar terpenuhi. Seorang ibu hamil, gizinya harus cukup. Artinya, asupan protein, karbohidrat, dan mineralnya terpenuhi dengan baik.

Selain itu, seorang ibu hamil tidak menderita penyakit yang akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak dalam kandungannya. Kebutuhan nutrisi itu sendiri, sebenarnya bukan hanya ketika ibu mengandung, melainkan ketika ia siap untuk mengandung pun sudah harus memperhatikan gizi, makanan, dan komposisi nutrisinya harus lengkap, sehingga ketika ia hamil, dari segi fisik sudah siap dan proses kehamilan akan berlangsung optimal secara nutrisi.

Di Indonesia tidak lumrah mempersiapkan kehamilan. Hal inilah yang cenderung menjadi penyebab awal mengapa anak-anak yang lahir kemudian tidak berkualitas, karena orang tua seakan tidak siap dalam segala hal untuk memelihara anaknya.

Faktor kedua adalah kebutuhan kasih sayang. Seorang ibu harus menerima kehamilan itu, dalam arti kehamilan yang benar-benar dikehendaki. Tanpa kasih sayang, tumbuh kembangnya bayi tidak akan optimal. Jangan merasa terbebani dengan kehamilan, sebab hal tersebut tidak kondusif untuk merangsang perkembangan bayi.

Faktor selanjutnya adalah harus ada support (dukungan). Tanpa support, walaupun ada komitmen dari suami dan orang tua dapat mengurangi perkembangan dan rangsangan kecerdasan bayi dalam kandungan. Dukungan dari orang tua dan keluarga juga penting, sehingga seorang ibu dapat menerima kehamilannya dengan hati tenteram.

Selanjutnya, mesti ada perhatian penuh dari si ibu hamil terhadap kandungannya. Ia dapat memberikan rangsangan dan sentuhan secara sengaja kepada bayi dalam kandungannya. Karena secara emosional akan terjadi kontak. Jika ibunya gembira dan senang, dalam darahnya akan melepaskan neo transmitter zat-zat rasa senang, sehingga bayi dalam kandungannya juga akan merasa senang.

Sebaliknya, bila si ibu selalu merasa tertekan, terbebani, gelisah, dan stres, ia akan melepaskan zat-zat dalam darahnya yang mengandung rasa tidak nyaman tersebut, sehingga secara tidak sadar bayi akan terstimuli juga ikut gelisah. Yang paling baik adalah stimuli berupa suara-suara, elusan, dan nyanyian yang disukai si ibu. Hal ini akan merangsang bayi untuk ikut senang. Berbeda jika si ibu melakukan hal-hal yang tidak disukainya, karena itu sama saja memberikan rangsangan negatif pada bayi.

Tapi, stimuli itu sendiri lebih efektif bila kehamilan sudah menginjak usia di atas enam bulan. Sebab, pada usia tersebut jaringan struktur otak pada bayi sudah mulai bisa berfungsi.

Untuk mendapatkan kondisi-kondisi itulah, seorang ibu hamil harus tetap menjaga nutrisi yang didapat dari makanan sehari-hari. Bahkan, perlu diimunisasi, misalnya dengan suntik TT. Lakukan juga konsultasi rutin dengan dokter secara berkala. Mula-mula sekali sebulan, dan pada bulan terakhir menjelang kelahiran (partus), diperketat menjadi tiga minggu sekali, lalu dua minggu sekali, dan bahkan mendekati partus menjadi setiap minggu.

Jangan minum obat-obatan yang katanya bisa merangsang perkembangan dan kecerdasan otak bayi. Obat-obatan semacam itu hanya omong kosong. "Pemberian obat semacam itu percuma saja, dan tidak berpengaruh apa-apa," katanya.

Nah, yuk persiapkan kehamilan dengan baik agar kelak si bayi lahir cerdas!

Manajemen ASI bagi Ibu Bekerja part 2

Untuk wanita menyusui yang bekerja, berikut beberapa tips ASI :

  1. Peras/pompalah ASI setiap 3-4 jam sekali secara teratur. Ini perlu dilakukan agar produksi ASI tetap terjaga.
  2. Pilih waktu dimana payudara dalam keadaan yang paling penuh terisi, pada umumnya terjadi di pagi hari.
  3. Semua peralatan yang akan digunakan telah disterilkan terlebih dahulu. Breast pump sebaiknya dibersihkan segera setelah digunakan agar sisa susu tidak mengering dan menjadi sulit dibersihkan.
  4. Pilih tempat yang tenang dan nyaman pada saat memerah susu, tempat yang ideal seharusnya dimana ibu tidak terganggu oleh suara bel pintu atau telepon masuk. Di tempat kerja, mungkin bisa di meeting room yg kosong, toilet, dan lain-lain.
  5. Cuci tangan dengan sabun sedangkan payudara dibersihkan dengan air.
  6. Sebelum memulai, minumlah segelas air atau cairan lainnya, misalnya: susu, juice, decaffeinated tea/coffee, atau sup, disarankan minuman hangat agar membantu menstimulasi payudara.
  7. Saat memerah ASI, Ibu harus dalam kondisi yang santai (relax). Kondisi psikologis ibu menyusui sangat menentukan keberhasilan ASI eksklusif. Menurut hasil penelitian, > 80% lebih kegagalan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif adalah faktor psikologis ibu menyusui. Saat ibu memeras ASI, jangan tegang dan jangan ditargetkan berapa banyak ASI yg harus keluar.
  8. Lakukan perawatan payudara : Massage/pemijatan payudara dan kompres air hangat & air dingin bergantian.
  9. Jika ada masalah dalam ASI, jangan ragu untuk menghubungi atau konsultasi Klinik Laktasi.

Lama penyimpanan ASI setelah diperah :

  • Jika ruangan tidak ber-AC, tidak lebih dari 4 jam.
  • Ruangan ber-AC, bisa sampai 6 jam.
    Perlu diingat suhu ruangan tersebut harus stabil. Misalnya ruangan ber-AC, tidak mati sama sekali selama botol ASI ada di dalamnya.
  • Segera simpan ASI di lemari es setelah diperah. ASI ini bisa bertahan sampai delapan hari dalam suhu lemari es. Syaratnya, ASI ditempatkan dalam ruangan terpisah dari bahan makanan lain yang ada di lemari es tersebut.
  • Jika lemari es tidak memiliki ruangan terpisah untuk menyimpan botol ASI hasil pompa, maka sebaiknya ASI tersebut jangan disimpan lebih dari 3 x 24 jam.
  • Dapat juga membuat ruangan terpisah dengan cara menempatkan botol ASI dalam container plastik yang tentunya dibersihkan terlebih dahulu dengan baik.
  • ASI hasil pompa dapat disimpan dalam freezer biasa sampai tiga bulan. Namun jangan menyimpan ASI ini di bagian pintu freezer, karena bagian ini yang mengalami perubahan dan variasi suhu udara terbesar. Jika kebetulan memiliki freezer penyimpan daging yang terpisah atau deep freezer yang umumnya memiliki suhu lebih rendah dari freezer biasa, maka ASI hasil pompa/perasan bahkan dapat disimpan sampai dengan enam bulan di dalamnya.

Cara menyimpan ASI hasil pompa atau perasan

  • Simpan ASI dalam botol yang telah disterilkan terlebih dahulu
  • Botol yang paling baik sebetulnya adalah yang terbuat dari gelas atau kaca.
  • Jika terpaksa menggunakan botol plastik, pastikan plastiknya cukup kuat (tidak meleleh jika direndam dalam air panas).
  • Jangan pakai botol susu berwarna atau bergambar, karena ada kemungkinan catnya meleleh jika terkena panas.
  • Jangan lupa bubuhkan label setiap kali Ibu akan menyimpan botol ASI, dengan mencantumkan tanggal dan jam ASI dipompa atau diperas.
  • Simpan ASI di dalam botol yang tertutup rapat, jangan ditutup dengan dot. Karena masih ada peluang untuk berinteraksi dengan udara.
  • Jika dalam satu hari Ibu memompa atau memeras ASI beberapa kali, bisa saja Asi itu digabungkan dalam botol yang sama. Syaratnya, suhu tempat botol disimpan stabil, antara 0 s/d 15 derajat Celcius.
  • Penggabungan hasil simpanan ini bisa dilakukan asalkan jangka waktu pemompaan/pemerasan pertama s/d terakhir tidak lebih dari 24 jam.

Cara memberikan ASI yang sudah didinginkan pada bayi?

  • Panaskan ASI dengan cara membiarkan botol dialiri air panas yang bukan mendidih yang keluar dari keran
  • Atau merendam botol di dalam baskom atau mangkuk yang berisi air panas atau bukan mendidih
  • Jangan sekali-sekali memanaskan botol dengan cara mendidihkannya dalam panci, menggunakan microwave atau alat pemanas lainnya, kecuali yang memang didesain untuk memanaskan botol berisi simpanan ASI
  • Ibu tentunya mengetahui berapa banyak bayi Ibu biasanya sekali meminum ASI. Sesuaikanlah jumlah susu yang dipanaskan dengan kebiasaan tsb. Misalnya dalam satu botol Ibu menyimpan sebanyak 180 cc ASI tetapi bayi Ibu biasanya hanya meminum 80, jangan langsung dipanaskan semua.
  • Ingat susu yang sudah dipanaskan tidak bisa disimpan lagi!

Jika mengikuti pedoman pemompaan/pemerasan ASI dan penyimpanan yang baik, ASI tidak akan mungkin basi. Terkadang memang setelah disimpan atau didinginkan akan terjadi perubahan warna dan rasa, tapi itu tidak menandakan bahwa ASI sudah basi. Kemungkinan yang terjadi adalah berkurangnya khasiat ASI, terutama zat yang membantu pembentukan daya imun bayi.

Tdak sulit untuk memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan kepada bayi Anda. Waktu 6 bulan hanya sebentar, setelah itu barulah bayi diberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI). Jadi mulailah dari sekarang untuk memberikan bayi Anda, ASI secara ekslusif karena ASI merupakan investasi bagi pertumbuhan bayi.

Manajemen ASI bagi Ibu Bekerja

Seringkali ibu-ibu bekerja mengalami dilema antara ingin memberikan ASI eksklusif kepada bayinya dengan memberikan susu formula. Dengan alasan yang klasik ibu-ibu bekerja memilih untuk memberikan susu formula kepada bayinya.

Disini diuraikan mengenai bagaimana kita dapat mengelola ASI dengan berbagai jenis alat bantu. Dengan sedikit bersusah payah kelak ibu dan anak dapat memperoleh manfaat yang besar.

Memeras ASI bermanfaat untuk:

  • memberikan makan BBLR
  • menghilangkan bendungan
  • menjaga pasokan ASI saat ibu sakit
  • meninggalkan ASI untuk bayi saat ibu pergi atau bekerja
  • menghilangkan rembesan ASI

A. Memeras ASI dengan tangan

Semua ibu harus belajar memeras ASI. Ibu dapat mulai belajar selama kehamilan dan dapat menerapkannya segera setelah melahirkan. Memeras dengan tangan tidak memerlukan alat bantu sehingga seorang wanita dapat melakukannya dimana saja dan kapan saja. Memeras dengan tangan mudah dilakukan bila payudara lunak. Lebih sulit lagi bila payudara sangat terbendung dan nyeri.

B. Cara memeras ASI dengan tangan

  • Siapkan cangkir, gelas atau mangkuk yang sangat bersih. Cuci dengan air sabun dan keringkan dengan tissue/lap yang bersih. Tuangkan air mendidih ke dalam cangkir dan biarkan selama beberapa menit. Bila sudah siap untuk memeras ASI, buang air dari cangkir.
  • Cuci tangan dengan seksama
  • Letakkan cangkir di meja atau pegang dengan satu tangan lain untuk menampung ASIP.
  • Badan condong ke depan dan sangga payudara dengan tangan
  • Letakkan ibu jari sekitar areola di atas puting susu dan jari telunjuk pada areola di bawah puting susu.
  • Pijat ibu jari dan telunjuk ke dalam menuju dinding dada.
  • Sekarang pijat areola di belakang puting susu di antara jari dan ibu jari. Ibu harus memijat sinus laktiferus di bawah areola.
  • Tekan dan lepas, tekan dan lepas. Pada mulanya tidak ada ASI yang keluar, tetapi setelah diperas beberapa kali, ASI mulai menetes. ASI bisa juga memancar bila refleks pengeluaran aktif.
  • Peras areola dengan cara yang sama dari semua sisi agar yakin ASI diperas dari semua segmen payudara.
  • Jangan memijat puting susu itu sendiri. Jangan menggerakkan jari sepanjang puting susu. Menekan atau menarik puting susu tidak dapat memeras ASI. Ini merupakan hal yang sama terjadi bila bayi mengisap dari puting susu saja.

* Memeras ASI untuk BBLR atau bayi sakit
Ibu harus memeras sebanyak mungkin ASI setiap kali bayi perlu disusui. Bagi BBLR adalah 8 kali atau lebih sehari. Penting untuk memeras sesering dan sebanyak mungkin untuk mempertahankan pasokan ASI. Bila ibu memeras ASI lebih banyak daripada yang diperlukan bayi, ASIP dapat diberikan bagi bayi lain yang ibunya tidak dapat memeras cukup, atau berikan pada BBLR yang ibunya belum keluar ASI.

* Untuk mempertahankan pasokan ASI saat ibu atau bayi sakit
Ibu harus memeras ASI sebanyak dan sesering mungkin yang diinginkan bayi. Berikan pada bayi bila mungkin.

* Menghilangkan bendungan
Peraslah sesering dan sebanyak mungkin yang diperlukan agar payudara tetap nyaman dan menjaga kelenturan puting susu bagi isapan bayi. Beberapa ibu mungkin perlu memeras setiap kali sebelum menyusui. Pada ibu yang lain mungkin hanya perlu memeras satu atau dua kali sehari. Beberapa ibu mendapatkan bahwa kompres hangat atau pijatan lembut membantu ASI mengalir.

* Menghilangkan penetesan ASI
Memeras ASI cukup banyak untuk mengurangi tekanan pada payudara. Tidak perlu untuk memeras ASI banyak sekali.

C. Pompa listrik

Pompa listrik ASI lebih efisien dan cocok bagi pemakaian di rumah sakit. Tetapi, semua pompa mudah membawa infeksi. Hal ini sangat berbahaya bila lebih dari satu ibu menggunakan pompa yang sama.

D. Cara botol hangat

Ini merupakan teknik yang bermanfaat untuk menghilangkan bendungan, terutama bila payudara sangat nyeri dan puting susu tegang.
Cara menggunakan teknik botol hangat adalah:
- Cari botol besar (misalnya berukuran 1 liter, 700 ml, atau 3 liter) dengan leher lebar (bila mungkin).
- Mintalah keluarga untuk memanaskan sejumlah air dan isilah botol dengan air panas. Biarkan beberapa menit, untuk menghangatkan kaca botol.
- Bungkus botol dengan kain dan buang air panas.
- Dinginkan leher botol dan masukkan ke dalam puting susu sampai menyentuh kulit di sekelilingnya dengan ketat.
- Pegang kuat botol tersebut, setelah beberapa menit botol mendingin dan menimbulkan isapan lembut maka akan menarik puting susu.
- Rasa hangat membantu refleks pengeluaran, dan ASI mulai mengalir dan mengisap botol. Kadang-kadang bila wanita pertama kali merasa isapan ini, ia akan kaget dan menarik botol. Sehingga harus ditaruh lagi air panas dalam botol dan mulai kembali.
- Setelah beberapa saat, nyeri pada payudara berkurang dan memeras dengan tangan atau isapan sudah bisa dilakukan.

(sumber Menolong Ibu Menyusui, F. Savage King)

Air Susu Ibu Versus Susu Botol

Memberikan air susu ibu atau susu botol memang masih menjadi dilema berat bagi ibu bekerja. Namun, sejauh memungkinkan, para peneliti membuktikan bahwa memberikan susu murni alias ASI, kenyataannya jauh lebih menguntungkan dibanding dengan susu botol.

Salah satu penelitian menyebutkan, bayi yang mendapatkan air susu ibu (ASI) memiliki rasa aman lebih tinggi, terutama ketika tidur. Setidaknya, ia akan terbebas dari bahaya "tertindih".

Penjelasan itu dikemukakan Emma Kitching dari Universitas Durham kepada BBC News. Menurut dia, ibu yang memberikan ASI memiliki kewaspadaan lebih tinggi terhadap keamanan bayi. Secara alamiah ia akan menempatkan diri pada posisi yang aman bagi si bayi.

Dalam arti, secara tidak disadari, si ibu akan menempatkan diri pada posisi tidur yang "melingkari" si bayi. Ia melindungi si bayi dengan meletakkan kepala si bayi tepat di dada, kemudian "mengunci" si bayi dengan lutut yang diletakkan di bawah kaki mungil bayi.

Sementara ibu yang memberikan susu botol, tanpa disadari akan meletakkan diri sejajar dengan si bayi atau "adu kepala". Dalam arti, kepala si ibu berada tepat satu level dengan kepala si bayi. Lebih parah lagi, tak jarang pula si ibu justru mengambil posisi berbalik dan memunggungi si bayi.

Kesimpulan Emma Kitching diperoleh setelah meneliti sekitar 40 pasangan dan memfilmkan mereka sepanjang malam. Diperoleh kesimpulan, ibu yang memberi ASI secara otomatis akan menempatkan diri pada posisi yang paling aman bagi si bayi. Hal seperti ini, kata Kitching, tidak terjadi pada ibu yang memberi susu botol. "Ibu yang memberikan ASI akan lebih waspada dan selalu memberikan lingkungan yang protektif bagi si bayi," katanya.

Kedekatan sesungguhnya

BBC.co.uk mengatakan, sikap protektif akan muncul dengan sendirinya karena pada saat menyusui akan tercipta kedekatan yang sesungguhnya antara si ibu dan si bayi. Hal itu masih ditambah kontak fisik yang terjadi secara langsung antara ibu dan anak melalui belaian atau usapan lembut si ibu.

Ikatan perasaan yang begitu kuat ini akhirnya membuat hubungan ibu dengan si bayi terjalin secara alamiah. Selain itu, kondisi ini juga memungkinkan terjadinya rasa saling memahami meski keduanya menggunakan "bahasa" yang berbeda. Pada tahap ini pula komunikasi antara ibu dan anak akan tercipta dengan lebih baik.

Lebih jauh, para peneliti mengatakan, jika lebih banyak ibu yang memberikan ASI, setidaknya sekitar 10 hingga 15 persen masalah obesitas akan terkurangi. Karena itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan memberi ASI eksklusif selama enam bulan pertama. "Penemuan kami menunjukkan ASI berkaitan erat dengan menurunnya risiko kegemukan di masa kanak-kanak," kata Dr John Reilly, peneliti dari Fakultas Masalah Nutrisi Universitas Glasgow kepada BBC News.

Kesimpulan itu ia peroleh dengan meneliti 32.000 anak. Ditemukan obesitas pada anak-anak yang mendapatkan ASI 30 persen lebih rendah dibanding mereka yang tidak mendapat ASI. Penelitian yang dilakukan selama tiga tahun itu juga menunjukkan, 4,5 persen anak yang diberi susu botol akan mengalami obesitas pada umur lima atau enam tahun. Sedangkan kasus kegemukan pada bayi yang diberi ASI hanya sekitar 2,8 persen. BBC.co.uk menjelaskan, kurangnya risiko obesitas terjadi karena ASI secara otomatis membantu memobilisasi lemak yang tersimpan di dalam tubuh.

Sebelumnya, tahun 2001, mengutip jurnal American Medical Association, BBC mengatakan, bayi yang diberi ASI cenderung lebih langsing di masa remajanya nanti. "Karena itu, ASI juga potensial dan sangat berguna sebagai strategi populasi dalam mencegah obesitas," kata Dr John Reilly. Brenda Phipps dari National Childbirth Trust menegaskan, ASI masih tetap yang terbaik.

Alasan utama adalah karena ASI secara otomatis akan diproduksi oleh ibu yang melahirkan. Karena itu tidak harus dibeli. Kandungan dan nutrisi ASI ini sangat dibutuhkan oleh bayi pada enam bulan pertama. ASI mengandung antibodi yang membantu melindungi bayi dari infeksi. Antibodi ini sebenarnya diciptakan oleh si ibu sebagai respons atas kuman yang muncul di dalam ASI.

Karena itu, ASI sekaligus mengurangi risiko bayi terkena alergi seperti eksema, asma, diabetes anak-anak, serta infeksi telinga. Sementara bagi ibu, meski tidak berarti membebaskan, ASI mengurangi risiko terkena kanker ovarium maupun payudara.

Walau terbukti sangat bermanfaat, wanita kulit putih tidak tertarik. Memang 69 persen kaum wanita bersedia memberi ASI. Namun, 21 persen di antara mereka berhenti pada malam keempat dan 36 persen berhenti pada minggu keenam.

Masih menurut penelitian BBC, hanya 67 persen wanita kulit putih yang bersedia memberi ASI. Jumlah itu jauh lebih kecil dibandingkan dengan perempuan Asia atau Afrika, tepatnya kulit hitam. Pemberian ASI pada perempuan Asia mencapai 87 persen, sementara kulit hitam 95 persen.


ASI dan susu botol

Untuk menyiasati pemberian ASI, banyak ibu bekerja yang kemudian mencoba mengombinasikan ASI dengan susu botol. Kombinasi seperti ini memang tidak dilarang. Namun, harus dilakukan dengan sangat hati-hati. ASI tercipta sebagai respons langsung atas kebutuhan makan si bayi. Karena itu, memberikan susu botol di tengah-tengah pemberian AS dikhawatirkan memengaruhi persediaan ASI.

Walau begitu, kombinasi ini masih memungkinkan sejauh dikonsultasikan sungguh-sungguh dengan ahli kesehatan. Namun, akan jauh lebih baik jika diberikan pada saat pemberian ASI sudah benar-benar mapan sehingga ASI tidak terkena dampak dari susu formula. Saat terbaik penggabungan ini setelah minggu kelima atau keenam. Selain itu, disarankan memberikan ASI terlebih dulu baru susu botol untuk mencegah berkurangnya jumlah pasokan ASI.

ASI Eksklusif demi Sang Anak

Kebahagiaan dan kebanggaan tidak terkira dirasakan ibu jika berhasil menyusui bayinya, khususnya setelah hamil anak pertama. Sebab, air susu ibu alias ASI merupakan makanan yang sempurna bagi bayi. Kunci kesuksesan menyusui adalah rasa cinta, ketekunan, kesabaran, percaya diri, disertai penerapan manajemen laktasi yang baik.

Sejumlah ibu yang baru memiliki bayi mengaku terpaksa memberikan susu formula lantaran harus kembali bekerja. Produksi ASI pun menurun lantaran kelelahan setelah seharian bekerja. Selain itu, banyak di antara mereka yang mengalami gangguan dalam menyusui, seperti bayi tidak mau disusui, saluran ASI tersumbat.

"Sebenarnya bekerja bukan alasan bagi kita untuk berhenti menyusui," kata Upik, karyawati swasta di Jakarta Pusat. Sejak awal, ia telah bertekad untuk memberikan ASI secara eksklusif selama enam bulan kepada bayinya. Hal ini bertujuan meningkatkan daya tahan tubuh si kecil dari berbagai penyakit.

Agar tetap dapat memberikan ASI kendati tidak secara langsung, ia selalu memerah ASI dengan menggunakan pompa elektrik sebanyak dua kali selama bekerja di kantor. "Karena kantor tidak memiliki ruang untuk memerah ASI, saya terpaksa memerah ASI di kamar kecil yang jarang dipakai," ujarnya.

ASI perah itu dimasukkan ke dalam botol dan disimpan dalam lemari pendingin yang ada di kantornya. Untuk menjaga kebersihan wadah penyimpanan maupun alat pompa ASI, ia pun menyimpan alat sterilisasi di tempat kerjanya. "ASI perah itu biasanya untuk keesokan harinya," ujarnya.

Saat hampir berusia enam bulan, anaknya mulai diberi makanan pendamping ASI. "Saya sebenarnya ingin terus memberikan ASI, tapi anak saya enggak mau sendiri, sudah pengin dapat makanan tambahan. Jadi, ya terpaksa sekarang ia diberi susu formula. Padahal, sebenarnya ASI saya masih lancar, tidak kering," kata Upik.

Sementara Ny Lia, warga Serpong yang bekerja di kawasan Palmerah, Jakarta, dengan bangga menuturkan bahwa ketiga anaknya mendapatkan ASI eksklusif minimal selama enam bulan. Hal ini dilandasi keinginannya agar ketiga anaknya tumbuh kembang optimal, tidak mudah sakit dan cerdas. "Buktinya, ketiga anak saya jarang sakit. Paling hanya pilek, itu pun cepat sembuh," ujarnya.

Untuk itu, ia setiap hari memerah ASI dengan menggunakan tangan sebanyak dua sampai tiga kali di kantornya. ASI perah itu kemudian disimpan di dalam kantong es berlapis dua dan diletakkan dalam lemari pendingin. "Anak pertama saya hanya mendapat ASI sampai usia enam bulan karena saya keburu mengandung lagi. Tapi kedua adiknya mendapat ASI sampai hampir setahun," kata Lia.

ASI eksklusif enam bulan

Menyusui adalah suatu proses yang terjadi secara alami. Jadi, jarang sekali ada ibu yang gagal atau tidak mampu menyusui bayinya. Meskipun demikian, menyusui juga perlu dipelajari, terutama oleh ibu yang baru pertama kali memiliki anak agar tahu cara menyusui yang benar.

Kendati prosesnya alami, kemampuan ibu memberi ASI tidak datang tiba-tiba. Ada serangkaian proses yang turut memberi andil dalam kelancaran pemberian ASI, mulai dari persiapan fisik sampai batin calon ibu. Makin dini bayi disusui, maka kian cepat dan lancar proses menyusui si kecil.

Kualitas dan kuantitas produksi ASI juga perlu dijaga agar perkembangan fisik dan mental bayi bisa optimal. Caranya antara lain dengan mengonsumsi makanan bergizi, terutama sayuran, minum cairan, cukup beristirahat dan sering menyusui, serta memijat payudara. Jika jarang disusukan, produksi ASI dikhawatirkan akan menurun.

Untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar bayi baru lahir mendapat ASI eksklusif (tanpa tambahan apa-apa) selama enam bulan. Sebab, menurut Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia DKI Jakarta (IDAI Jaya) dr Badriul Hegar SpA (K), ASI adalah nutrisi alamiah terbaik bagi bayi dengan kandungan gizi paling sesuai untuk pertumbuhan optimal.

Tidak ada jadwal khusus yang bisa diterapkan untuk pemberian ASI pada bayi. Jadi, ibu harus siap setiap saat bayi membutuhkan ASI. Akibatnya, jika ibu diharuskan kembali bekerja penuh di luar rumah sebelum bayi berusia enam bulan, pemberian ASI eksklusif ini tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya.

Maka, Akida M Widad, Staf Pengajar Jurusan Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Surakarta dalam artikelnya menuturkan, sejumlah negara memberikan kelonggaran kepada ibu hamil dan melahirkan. Di Inggris ibu yang hamil dan melahirkan bisa mendapatkan cuti 40 minggu. Di Denmark, ibu mendapat cuti empat atau delapan minggu sebelum melahirkan dan 14 minggu sesudah melahirkan ditambah 10 minggu cuti untuk merawat bayi.

Di Indonesia, sesuai kebijakan pemerintah, sebagian besar perusahaan menerapkan kebijakan pemberian cuti melahirkan hanya tiga bulan. Karena itu, kendati kampanye nasional pemberian ASI eksklusif selama enam bulan dicanangkan, kenyataannya hal itu sulit dilakukan bagi ibu yang bekerja di luar rumah. Kondisi fisik dan mental yang lelah setelah bekerja sepanjang hari telah menghambat kelancaran produksi ASI.

Kendati demikian, hal itu tidak berarti kesempatan ibu yang bekerja untuk memberi ASI eksklusif kepada bayinya hilang sama sekali. Bekerja bukan alasan untuk menghentikan pemberian ASI eksklusif bagi sang buah hati. Selain diberikan secara langsung, yakni dengan menyusui si kecil, ASI juga dapat diberikan secara tidak langsung dengan cara memberikan ASI perah.

Asi perah

Oleh karena itu, pengetahuan tentang cara memerah, menyimpan dan memberikan ASI perah ini sebaiknya dikuasai para ibu. Klinik Laktasi Rumah Sakit St Carolus, Jakarta, menyarankan agar para ibu menyiapkan ASI perah minimal dua hari sebelum mulai bekerja dan meninggalkan bayi. ASI sebaiknya diperah setiap tiga jam karena produksi susu akan makin melimpah jika sering dikeluarkan.

ASI pada dasarnya dapat diperah melalui tiga cara, yakni menggunakan tangan, alat secara manual, atau memakai alat pompa elektrik. Namun, bila dilihat dari sisi ekonomis dan kepraktisan, memerah ASI dengan tangan lebih unggul dibandingkan dua cara yang lain dan bisa melakukannya kapan saja tanpa bantuan alat kecuali wadah yang bersih untuk menampung ASI.

Cara apa pun yang dipilih, faktor kebersihan harus tetap diperhatikan. Sebelum memerah ASI, cucilah tangan Anda dengan sabun dan air hingga bersih dan sediakan wadah tertutup yang bersih dan steril untuk menampung ASI. Kemudian, perah sedikit ASI lalu oleskan pada puting dan areola karena air susu ibu mengandung zat antibakteri.

Pada masa-masa awal, ibu tidak perlu putus asa jika jumlah ASI yang diperoleh tidak sebanyak yang diinginkan. Sebab, untuk menjadi terampil memerah ASI memang butuh waktu dan latihan. Karena itu, ibu sebaiknya berlatih memerah ASI sekitar satu minggu sebelum kembali bekerja. Selama di tempat kerja, ibu dianjurkan memerah ASI sebanyak dua sampai tiga kali di tempat yang tenang.

Wadah untuk menampung ASI perah sebaiknya terbuat dari bahan yang mudah disterilkan, misalnya botol atau cangkir tertutup rapat yang terbuat dari plastik atau gelas, tahan dimasak dalam air mendidih, dan mempunyai mulut lebar agar ASI yang diperah dapat ditampung dengan mudah. Bila ASI tidak langsung diberikan, pastikan penyimpanannya aman dari kontaminasi dan berikan label waktu pemerahan pada setiap wadah ASI perah.

Jika ASI perah akan diberikan kurang dari enam jam pada bayi, ASI tersebut tidak perlu disimpan dalam lemari es. Dalam buku Kiat Sukses Menyusui, ibu disarankan untuk tidak menyimpan ASI di suhu kamar lebih dari tiga atau empat jam. ASI perah tahan enam sampai delapan jam di ruangan bersuhu kamar, 24 jam dalam termos berisi es batu, 48 jam dalam lemari es dan tiga bulan dalam freezer.

Sebelum diberikan kepada bayi, ASI yang dibekukan dicairkan terlebih dulu dan diletakkan dalam ruangan dengan suhu kamar. Kemudian, wadah berisi ASI itu direndam dalam air hangat sebelum diberikan kepada bayi. ASI sebaiknya diberikan dengan cangkir atau sendok agar bayi bisa mengisap ASI sedikit demi sedikit. Seusai diberi ASI, bayi dipegang dalam posisi tegak agar sendawa.

Pemberian ASI perah dengan sendok atau cangkir sebaiknya diberikan orang lain, bukan ibu bersangkutan. Ini untuk menjaga konsistensi sehingga bayi tidak mengalami bingung puting. Selain itu, sisa susu yang tidak dihabiskan bayi sebaiknya tidak disimpan atau dibekukan ulang agar bayi terhindar dari risiko terserang diare.

Selain penerapan manajemen, laktasi itu juga harus disertai dukungan semua pihak agar upaya pemberian ASI eksklusif selama enam bulan bisa berhasil. Sikap keluarga sangat menentukan keberhasilan menyusui, terutama suami, dengan membantu tugas rumah tangga agar ibu yang menyusui tidak kelelahan, dan bantuan tenaga yang menjamin keamanan si kecil ketika ditinggal bekerja.

Adanya "tempat kerja sayang ibu" yang mendukung proses laktasi di tempat kerja juga mempermudah ibu bekerja memberi ASI eksklusif selama enam bulan. Contohnya, dengan menyediakan ruang untuk menyusui atau memerah ASI dan tempat penitipan bayi, memberi kesempatan ibu menyusui atau memerah ASI setiap tiga jam. ***

Mengapa Ibu Wajib Memberi Bayi ASI?

Anda mengandung dan melahirkan si buah hati dengan penuh suka cita. Anda juga berniat memberi si bayi air susu ibu (ASI). Langkah bagus.Sejatinya, keputusan untuk memberi ASI merupakan sesuatu yang bersifat personal. Para pakar kesehatan mendukung pemberian ASI, tak kurang-kurang mereka menyampaikan pesan bahwa ASI memberikan nutrisi yang lengkap dan kekebalan pada bayi serta keuntungan psikologi untuk kesehatan bayi.

Namun, rasanya niat tinggal niat, apalagi bagi Anda yang super sibuk. tapi kalau niat sudah kuat, rasanya segala halangan bisa disingkirkan. Ingin tahu, manfaat apa saja dari ASI yang dapat dinikmati bayi? Ini dia:

  • Pemberian ASI pada bayi akan meningkatkan perlindungan terhadap banyak penyakit seperti radang otak dan diabetes
  • ASI juga membantu melindungi dari penyakit-penyakit biasa seperti infeksi telinga, diare, dan demam dan melindungi dari Sudden Infant Death Syndrome (SIDS
  • Saat bayi yang menyusu ibu sakit, mereka perlu perawatan rumah sakit jauh lebih kecil dibanding bayi yang minum susu botol.
  • Air susu ibu memberikan zat nutrisi yang paling bagus.
  • Komponen air susu ibu akan berubah sesuai perubahan nutrisi yang diperlukan bayi ketika ia tumbuh
  • ASI melindungi terhadap alergi makanan, jika diet ibu bayi hanya mengandung sedikit makanan yang menyebabkan alergi.
  • Pemberian ASI akan menghemat pengeluaran keluarga yang digunakan untuk membeli susu formula dan segala perlengkapannya
  • ASI sangat cocok dan mudah, tidak memerlukan botol untuk mensterilisasi, dan tidak perlu campuran formula.
  • ASI dinikmati oleh ibu dan bayi. Ini akan meningkatkan kedekatan (bonding) antara anak dan ibu.
  • Perempuan yang memberikan ASI pada bayi akan kecil mengalami risiko kanker ovarium dan payudara.